Fungsikan Penamu


*Oleh: Zakia Rahmadani

"Saat penamu menulis, seketika itu lembaran kertas ingin terbang jauh melintasi angkasa. Sudahkah kau siap?"

Menulislah, karena menulis bukanlah perkara bisa atau tidak, bukan juga bakat yang terpendam, sesungguhnya ia adalah keinginan untuk menyuarakan kebenaran dan dakwah. Ada bayak motif yang memotivasi pena untuk menulis, namun senantiasalah memperbarui niat, bahwa ini semua karena ibadah kepada Nya.

Betapa banyak manusia yang memiliki gagasan dan ide, di dalam dadanya terjadi gejolak yang berkesinambungan, entah perkara siapa dia, apa jabatannya, atau pentingkah dirinya, hingga ide dan gagasan-gagasan tersebut hanyalah sampah yang membusuk. Ia tidak merubah keadaan, pun diketahui orang saja tidak. Hanya memenuhkan sesak di dada, tidak ada yang mendengarkan, atau tak dapat sama sekali ia menyampaikannya.

Menulislah, jika menulis adalah sebuah keinginan, maka tidak perlu jabatan apa-apa, tidak perlu kumpulan massa yang duduk manis untuk mendengarkannya, hanya pena dan kertas. Namun dewasa ini tak susahlah mencari kedua benda itu, jempolmu jadikanlah penanya, selapis layar LCD cukuplah disulap menjadi lembaran kertas yang diinginkan. Ketika sebait paragraf telah rampung, ia akan menjelajahi dunia maya dan realita kehidupan. Ia menyelinap ke dalam setiap hati pembacanya, membuat seseorang tersadar, membangkitkan semangat hidup dan mampu merubah persepsi.

Saat sebuah tulisan mampu menembus langit pikiran banyak orang, mereka sedang bersama kita, satu pikiran, satu langkah dan satu orientasi.

Dengan tulisan dakwah dapat tersampaikan, bahkan dunia ikut mendengarkan, walaupun anda bukan siapa-siapa, tapi dalam dakwah andalah prajurit Allah, dan dalam tulisan anda telah megukir peradaban. Hidup seribu tahun seperti yang disampaikan Chairil Anwar dalam puisinya yang berjudul "Aku" itu, benarlah sebuah kenyataan, dan ia sendiri telah lebih dulu menyontohkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar