Fungsikan Penamu
"Saat
penamu menulis, seketika itu lembaran kertas ingin terbang jauh melintasi
angkasa. Sudahkah kau siap?"
Menulislah, karena menulis bukanlah perkara bisa atau tidak, bukan juga bakat yang terpendam, sesungguhnya ia adalah keinginan untuk menyuarakan kebenaran dan dakwah. Ada bayak motif yang memotivasi pena untuk menulis, namun senantiasalah memperbarui niat, bahwa ini semua karena ibadah kepada Nya.
Betapa
banyak manusia yang memiliki gagasan dan ide, di dalam dadanya terjadi gejolak
yang berkesinambungan, entah perkara siapa dia, apa jabatannya, atau pentingkah
dirinya, hingga ide dan gagasan-gagasan tersebut hanyalah sampah yang membusuk.
Ia tidak merubah keadaan, pun diketahui orang saja tidak. Hanya memenuhkan
sesak di dada, tidak ada yang mendengarkan, atau tak dapat sama sekali ia
menyampaikannya.
Menulislah,
jika menulis adalah sebuah keinginan, maka tidak perlu jabatan apa-apa, tidak
perlu kumpulan massa yang duduk manis untuk mendengarkannya, hanya pena dan
kertas. Namun dewasa ini tak susahlah mencari kedua benda itu, jempolmu
jadikanlah penanya, selapis layar LCD cukuplah disulap menjadi lembaran kertas yang
diinginkan. Ketika sebait paragraf telah rampung, ia akan menjelajahi dunia
maya dan realita kehidupan. Ia menyelinap ke dalam setiap hati pembacanya,
membuat seseorang tersadar, membangkitkan semangat hidup dan mampu merubah
persepsi.
Saat sebuah tulisan mampu menembus langit pikiran banyak orang, mereka sedang bersama kita, satu
pikiran, satu langkah dan satu orientasi.
Dengan tulisan dakwah dapat tersampaikan, bahkan dunia ikut
mendengarkan, walaupun anda bukan siapa-siapa, tapi dalam dakwah andalah
prajurit Allah, dan dalam tulisan anda telah megukir peradaban. Hidup seribu
tahun seperti yang disampaikan Chairil Anwar dalam puisinya yang berjudul
"Aku" itu, benarlah sebuah kenyataan, dan ia sendiri telah
lebih dulu menyontohkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar