Secarcik Harapan



Karya: Ridho Al Fajri

Aku pernah goyah berdiri Pada titik paling gamang dalam hidup Dihadapkan pada dua pilihan Antara jatuh lalu binasa Atau kembali lalu menentang badai Aku bahkan kerap berdiskusi perihal pedih Pada akar-akar di palung semesta Pada rinai yang belum sempat bercengkerama dengan awan Pada ribuan kerikil yang dipaksa meninggalkan sungai Airmata, darah, juga nanah Peluh, letih dan kerabatnya lelah Menakdirkan diri senantiasa bersamaku Hingga titah Tuhan kirimkan kemudian Setiap penciptaan berhak atas senyum juga tawa Di sanalah lalu, harapan kupintal ke langit ‘Moga cerita berakhir bahagia'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar