Pendidikan Islam dan Peradaban


Oleh: Irja Nasrulloh

Wahai manusia-manusia yang tertidur dalam buaian sejarah…Sejarah kita memang Indah…Sejarah kejayaan Islam memang memesona. Tapi coba bangunlah sebentar…kembalikan kejayaan itu! Yakinlah, kita bisa!
Sejarah Islam di Bagdad, Damaskus, Andalusia, dan lainnya, telah membuai jiwa-jiwa yang selalu membangga-banggakan nenek moyangnya. Kita selalu berteriak-teriak kepada dunia akan kejayaan Islam masa lalu, akan tetapi apakah artinya semua itu, tanpa disertai keinginan dahsyat untuk mengembalikan imperium Islam itu. Teriakan itu tak lebih dari sebuah kekosongan! Hampa! Fatamorgana!
Delapan ratus tahun umat Islam  berjaya di Spanyol. Salah satu kota di Spanyol yang telah disaksikan dengan bangga oleh sejarah adalah Cordoba. Dahulu, Cordoba pernah dikuasai Bizantium di bawah komando raja Goth Barat. Tahun 711 M atau 93 H, ketika Islam masuk ke daerah itu, Cordoba memulai babak barunya. Cordoba menjadi pusat peradaban Islam yang bersinar di atas planet bumi.
Perbaikan besar-besaran dari sisi ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum, sains, dan lainnya, berefek pada daerah-daerah di Eropa yang saat itu masih terjerembab dalam kubangan dark age.
Cordoba mencapai puncak kejayaannya pada abad ke 9 dan 10 M. Saat itu  terdapat lebih dari 200.000 rumah di dalam kotanya. Ada sebanyak 600 buah Masjid, 900 pemandian umum, 50 rumah sakit dan pasar-pasar besar yang menjadi pusat perdagangan dan perekonomian. Lebih dahsyat lagi, saat itu, Cordoba telah mampu menempatkan duta besarnya sampai ke negara yang sangat jauh, seperti Cina dan India.
Pembangunan saat itu begitu pesat. Bangunan-bangunan megah dengan arsitekturnya yang memukau, berdiri dengan angkuhnya. Keadaan kota pun bersih dan nyaman. Taman-taman yang sangat indah terhampar di kota itu. Kalau malam hari, lampu-lampu yang terang dan anggun, menerangi jalan-jalan sepanjang kota. Begitu memukau!
Itu sejarah kawan…Itu sejarah umat Islam masa lalu yang kita kenang sampai detik ini. Malu rasanya jika hanya membangga-banggakan masa lalu, tanpa berpikir untuk masa depan. Kejayaan masa lalu hendaknya menjadi cermin bagi kita untuk membangun bumi abad 21 yang gersang ini, menjadi subur dan menghijau, seperti masa-masa lalu. Harus disadari bahwa orang-orang yang menjadi aktor dalam kejayaan Islam masa lalu, telah memahami keuniversalan Islam dan mengaplikasikan pesan Islam secara konkret. Mereka mencoba bergerak maju, dari setiap sisi kehidupan. Sikap seperti inilah yang bisa dikembalikan kepada generasi masa kini, melalui pendidikan Islami

Pendidikan Islami Merupakan Mediator Bagi Kejayaan Peradaban.  

Pendidikan Islami saat ini harus ditekankan pada nilai-nilai universal yang ada pada Islam. Kita harus berkata, bahwa Islam bukan sekadar ritualitas masjid dan sejenisnya, akan tetapi Islam mencangkup segala dimensi kehidupan. Katakan, bahwa ibadah tak hanya berkutat pada kegiatan-kegiatan ritual, akan tetapi segala gerak-gerik manusia bisa bernilai ibadah. Jangan pernah menganggap bahwa penelitian ilmiah itu bukan ibadah!  Jangan pernah menyangka bahwa mempelajari teknologi itu tak mendapatkan pahala! Katakan bahwa semua itu ibadah! Katakan bahwa mempelajari sains, ekonomi, budaya, politik, hukum, sastra, teknologi, pertanian, sejarah,  semuanya itu bernilai ibadah di sisi Tuhan! Jadi, pendidikan Islam harus meneriakkan hal-hal tersebut. Muhamad Asad dalam bukunya pernah berkata, “Kita percaya bahwa Islam, tidak seperti agama-agama lain, Islam bukan hanya sikap spiritual, daripada jiwa yang dapat diterapkan pada berbagai-bagai bingkai kultural yang berbeda-beda, tetapi merupakan satu orbit yang lengkap dan satu sistem kemasyarakatan dengan pandangan-pandangan yang mempunyai batasan yang terang.”
Sangat disayangkan, jika pendidikan Islami dipahami hanya pada penekanan hubungan vertikal manusia kepada Tuhan, dengan mengabaikan hubungan horisontal manusia kepada sesamanya. Pendidikan Islami hendaknya juga selalu aktif memberikan pemahaman kepada semua orang bahwa  Tuhan dan Rasul-Nya telah memerintahkan umat muslim untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Kita adalah generasi yang akan terus berkompetisi untuk mengubah dunia ini menjadi lebih baik. Kita akan menjadi agent of change melalui gerakan “Islam merupakan rahmat untuk semesta”  
Pendidikan Islami akan membentuk pribadi muslim yang sempurna dalam berpikir. Ia akan menjadi kekuatan ampuh untuk menciptakan muslim dan muslimat yang tahu akan nilai-nilai keseimbangan Islam bagi terbentuknya imperium abad ini yang bersahaja. Pendidikan Islam akan menjadi hulu aliran pemikiran-pemikiran jernih manusia yang mampu menyirami setiap sudut-sudut gersang menjadi lembab dan berhumus. Setiap jiwa yang telah menerima pendidikan Islam secara benar, akan mampu merefleksikan segala gerak-gerak kehidupannya pun secara pas. Ia memahami betul, bahwa Islam sebagai inspirasi terbesar bagi kemajuan suatu peradaban. Pendidikan Islam akan menjadi tolok ukur bagi imperium yang bermoral dan berwibawa.
Salah satu efek dari pendidikan Islami ialah bergeraknya generasi muslim dan muslimat untuk terus mempelajari sains dan teknologi. Sains dan teknologi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari agama Islam. Mengapa? Karena dari keduanyalah, pencapaian kebutuhan manusia abad ini, bisa didapatkan. Pemenuhan kebutuhan manusia yang praktis serta aman bagi lingkungan, akan terus didambakan oleh setiap umat era ini. Melalui sains dan teknologi pula, Islam akan menjadi rahmat bagi semesta alam. Muhamad Asad berkata, “Sejarah Islam membuktikan di luar batas kemungkinan ragu bahwa tidak ada agama yang pernah memberikan dorongan semangat bagi kemajuan ilmiah seperti yang diberikan Islam. Dorongan semangat yang diperoleh penyelidikan ilmu pengetahuan dan pendidikan dari agama Islam berhasil dalam bentuk capaian kultural yang cemerlang dalam zaman Umayyah dan Abasiyyah dan zaman pemerintahan Islam di Spanyol. Eropa harus benar-benar mengetahui bahwa kulturnya tidak kurang berhutang kepada Islam daripada hutangnya pada renaissance sesudah berabad-abad dalam kegelapan.”
Efek lain daripada pendidikan Islami adalah terbentuknya kepribadian yang sangat memahami makna penting moralitas. Melalui pendidikan ini, eksistensi Akhlak-akhlak yang mulia akan terhujam kuat di dalam setiap pribadi manusia. Akhlak-akhlak tersebut mencakup akhlak kepada Tuhan, manusia, hewan, tumbuhan dan alam semesta secara keseluruhan. Sebuah modal yang sangat berharga telah dipersiapkan generasi islami, untuk sebuah peradaban yang bermoral dan mulia. Terdapat banyak sekali side effect positif, daripada pendidikan Islami.      
 Tidak semua orang memahami peran penting pendidikan Islami, bagi kejayaan sebuah peradaban, lebih-lebih abad ini. Banyak orang menganggap bahwa pendidikan Islami sudah tidak uptodate lagi. Sebagian orang juga menganggap bahwa pendidikan islami, tak lebih dari perpanjangan pengetahuan yang pernah disampaikan oleh Ibnu Hajar, Imam Nawawi, Imam al-Ghazali, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Jarir dan kolega-kolega mereka yang lainnya. Mungkin jawaban itu benar, jika dilihat dari satu sudut pandang saja.

Pemuda Muslim dan Peradaban Masa Kini.
           
Jika Ir. Soekarno pernah berkata: “Hai bangsaku, berilah daku sepuluh pemuda, maka aku akan menggoncang dunia.” Maka sekarang kita bisa menambahi sedikit
perkataan Ir. Soekarno tersebut dan berteriak “Hai bangsaku, berilah daku sepuluh pemuda muslim, maka aku akan menggoncang dunia.”
Kata ‘pemuda’ saja belum cukup menjadi energi yang akan  menggoncang dan mengubah dunia ini lebih baik lagi, akan tetapi dengan tambahan kata ‘muslim,’ maka sempurnalah energi itu. Secara kualitatif, pemuda muslim memiliki idealisme yang murni, dinamis, kreatif, inovatif, dan memiliki energi yang besar bagi perubahan sosial. Idealisme yang dimaksud adalah hal-hal yang secara ideal mesti diperjuangkan, bukan untuk kepentingan diri dan kelompoknya, tetapi untuk kepentingan luas demi kemajuan masyarakat, bangsa dan negara. Pemuda muslim memiliki barometer resmi dari al-Qur’an dan Sunah dalam segala perilakunya. Sudah tentu, ia akan menjadi kontributor peradaban yang tetap berpijak pada jalan yang lurus. Pemuda muslim juga mampu bertindak dengan tegas dan jelas, karena ia memiliki standar kesahihan dari al-Qur’an dan Sunah.
            Dengan modal pendidikan islami, pemuda muslim akan mulai menapaki kehidupannya, dengan penuh arti. Ia akan memegang amanah penting Allah dan Rasul-Nya, yaitu untuk  bisa memberikan manfaat kepada kepada orang lain. Dikatakan pula bahwa sebaik-baik manusia adalah  yang bermanfaat bagi yang lain. Jadi, setiap hembusan nafas seorang muslim, akan digunakan untuk kontribusi kemanusiaan. Setiap detakan jantung akan digunakan untuk membantu umat sedunia dalam menyelesaikan berbagai problem kehidupan.  Kontribusi ini, tentunya sesuai dengan skill masing-masing, baik dari sisi sains, teknologi, ekonomi, sosial, hukum, teologi, dan lain-lain. Contoh dari sosok pribadi muslim yang menggeluti dunia sains dan teknologi, maka ia akan terus berusaha mencari inovasi-inovasi baru dalam sains dan teknologi, untuk menciptakan kehidupan manusia yang comfortable serta aman bagi lingkungan. Begitu pula dengan seorang muslim yang berkecimpung di dalam perekonomian, maka ia akan selalu membuat terobosan-terobasan baru, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan segala potensi yang mereka miliki, masing-masing pemuda muslim menguras keringat dan darahnya untuk menciptakan sebuah imperium yang diidam-idamkan umat. Dengan bermodalkan pendidikan islami, pemuda muslim akan berkuasa juga untuk menjadi dokter-dokter yang menyembuhkan penyakit yang menjangkiti peradaban masa kini. “Penyakit lumpuh moral” yang terus menyerang peradaban itu akan disembuhkan dengan obat mujarab yang tersimpan di dalam Islam. Peradaban yang berpondasikan nilai-nilai Islam, akan menjadi sebuah peradaban yang memperbaiki segala hal secara universal.    
            Sudah saatnya bagi kita, untuk menyingsingkan lengan baju dan mendukung penuh “industri-industri Islami”[1] yang saat-saat ini sedang meningkatkan produksi. Kita songsong pendidikan islami dengan penuh semangat dan suka cita, demi sebuah peradaban gemilang, yang bersih dari “virus-virus berbahaya.” Kita persiapkan masa depan anak-cucu kita yang cerah dalam naungan imperium yang berpondasikan nilai-nilai Islam. Pendidikan islami menjadi solusi tepat guna dalam membangun sebuah peradaban dan membawa kita kembali berjaya bersama, seperti dahulu kala.        
       
   




[1] Lembaga-lembaga Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar